Menjaga Kerukunan Bersama

Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condongkanlah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah. Sungguh Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui– QS. al-Anfal: 61

Ayat di atas menegaskan bahwa kita diminta untuk memilih jalan perdamaian daripada kekerasan. Jika kita cermati, posisi ayat di atas berada di antara ayat-ayat tentang peperangan, bahkan nama al-Anfal sendiri bermakna harta rampasan perang, satu hal yang identik dengan peperangan. Dalam surat tersebut pun banyak sekali ayat yang mengulas tentang peperangan. Kendati demikian masih terdapat ayat tentang perdamaian sebagaimana ayat di atas.

Artinya Islam memberikan perhatian besar terhadap perdamaian dan kerukunan antarsesama. Bayangkan dalam keadaan perang yang berkecamuk dan penuh dengan kekerasan pun, perdamaian dan kerukunan masih harus lebih diutamakan selama memungkinkan untuk diwujudkan.

Baca juga Potret Peacemaker untuk Indonesia Damai

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman, Wahai umat manusia, sungguh kami menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal (memahami). Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah SWT adalah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah SWT Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal– QS. Al-Hujarat: 13.

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia beraneka ragam, tidak hanya beragam secara lawan jenis, tetapi juga berbeda-beda dalam suku, bangsa, sampai etnik dan bahasa. Semua itu semata-mata, dan merupakan inti dari ayat tersebut, agar manusia saling memahami dan hidup rukun serta bisa mengamalkan ajaran Allah SWT, yaitu menjadi insan yang bertakwa. Petuah KH Mustofa Bisri atau Gus Mus relevan dalam konteks ini, “Kita diminta untuk saling mengenal dan saling menasihati, bukan saling menilai dan saling menghakimi.”

Allah SWT pun melarang sesama manusia saling menggunjing dan menghina satu sama lain. Sikap demikian tidak saja dapat menghancurkan suatu hubungan, tetapi juga berpotensi merusak kerukunan sesama. Melalui ayat di atas Allah mengingatkan bahwa semua manusia sama dalam segi kemanusiaannya. Oleh karena itu, kerukunan harus menjadi bagian terpenting dalam kehidupan sosial masyarakat.

Baca juga Sabar: Kunci Menghadapi Musibah

Memahami kerukunan berarti memahami Islam itu sendiri, mengingat Islam adalah agama yang mendorong umatnya untuk mewujudkan perdamaian dan menghindarkan kekerasan. Meskipun harus diakui melestarikan kerukunan bukanlah perkara yang mudah. Sejarah mencatat, manusia acapkali mengisi kehidupannya dengan pelbagai macam aksi kekerasan dan konflik horizontal. Bahkan dalam tahap yang paling ekstrem melakukan aksi-aksi pengeboman atas nama agama.

Padahal tugas utama dan terbesar setiap manusia adalah mewujudkan perdamaian. Islam pun mempunyai cita-cita membangun masyarakat berlandaskan asas persaudaraan dan persatuan. Tujuannya tak lain agar manusia saling memahami sehingga tidak terjadi perpecahan yang disebabkan oleh perbedaan. Maka kerukunan menjadi satu hal yang sangat vital untuk kelestarian perdamaian.

Baca juga Nanda Olivia, Perempuan Tangguh Korban Terorisme

Nabi Muhammad Saw sendiri telah memberikan suri teladan tentang kerukunan. Salah satunya terlihat dalam peristiwa Sulh Al-Hudaibah atau perjanjian Hudaibah. Peristiwa itu menandakan kesediaan Nabi untuk berdamai dengan orang-orang kafir Quraisy. Padahal sekilas Nabi tampak dirugikan dengan adanya permintaan damai, karena orang-orang Quraisy meminta Nabi menunda kunjungannya ke kota Mekah sebagai kompensasi perdamaian.

Ketika itu Nabi dan para Sahabat sudah melakukan perjalanan jauh dan siap untuk melaksanakan umrah ke kota suci tersebut. Namun demikian, Nabi memilih mengedepankan perdamaian dan kerukunan daripada konflik dan kekerasan. Nabi telah mencontohkan, kita meneruskan.

Kehidupan akan menjadi indah bila masyarakat rukun, aman, damai dan tak ada konflik yang berujung kekerasan. Betapa sejuknya kehidupan ini bila segenap komponen bangsa saling percaya dan membuang rasa curiga. Betapa tenangnya dunia ini bila para pemuka agama mendakwahkan pentingnya kerukunan dan perdamaian. Semua ini adalah harapan bersama, bukan hanya untuk saat ini, tetapi juga demi masa depan.

Baca juga Berkisah: Metode Psikologis Atasi Trauma Korban Bom

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *